1). Terjadinya Konflik antara Indonesia dengan Belanda
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda adalah sebagai berikut:
- Sekutu dan NICA melakukan provokasi dan terror terhadap bangsa Indonesia
- Timbulnya semangat antikolonialisme di kalangan rakyat Indonesia
- Belanda melancarkan agresi militer terhadap territorial Republik Indonesia
2). Kedatangan Sekutu dan NICA di Indonesia
Setelah berhasil mengalahkan Jepang Komando Sekutu Asia Tenggara di Singapura datang di Indonesia dipimpin oleh Mayor A.G. Greenhalgh tanggal 8 September 1945 dengan tugas mempelajari dan melaporkan keadaan Indonesia menjelang pendaratan Sekutu mendarat di Tanjung Priok dipimpin oleh W.R.Petterson. Sekutu menugaskan sebuah komando khusus untuk mengurus Indonesia dikenal dengan nama AFNEI yang berintikan pasukan Inggris dan dipimpin oleh Letjen Sir PhilipnChristison.
Adapun Tugas-Tugas AFNEI adalah Sebagai Berikut:
- Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang
- Melucuti senjata Jepang
- Membebaskan tentara Sekutu yang ditawan Jepang
- Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntutnya di pengadilan Sekutu.
3). Peristiwa-Peristiwa Heroik yang Terjadi
Kedatangan tentara Sekutu yang ternyata diboncengi oleh NICA tersebut akhirnya menimbulkan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah antara lain sebagai berikut:
a. Pertempuran 10 November di Surabaya
Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran rakyat melawan Sekutu di Surabaya. Peristiwa ini bermula dengan terbunuhnya Brigjen Mallaby pada pertempuran yang berlangsung sejak tanggal 28 Oktober1945. Oleh karena itu Inggris mengeluarkan ultimatum yang memerintahkan agar semua pemimpin dan rakyat meletakkan senjata dan menyerah. Rakyat Surabaya tidak menghiraukan ultimatum tersebut sehingga pada tanggal 10 November 1945 Inggris menyerang Surabaya. Ralyat Surabaya yang dipimpin oleh Sutama (Bung Tomo) berjuang mempertahankan kota Surabaya. Untuk mengenang semangat perjuangan rakyat Surabaya, maka pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
b. Pertempuran Bojongkokosan
Upaya penghadangan konvoi Sekutu direncanakan dengan matang, Resimen III TKR Sukabumi bekerjasama dengan laskar-laskar rakyat seperti Hisbullah, Fisabiillah, Barisan Banteng dan Pesindo. Selanjutnya disebut 4 titik penyerangan. Titik pertempuran pertama dipusatkan di Bojongkokosan dipimpin oleh Mayor Yahya Bahran didampingi oleh pelaksana lapangan Murad Idrus. Terjadinya pertempuran antara Sekutu dengan para pejuang pada tanggal 9 Desember 1945, hal ini terjadi dalam beberapa jam yang membuat sekutu panik dan tidak dapat menguasai keadaan.
BACA JUGA: BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL
c. Peristiwa Palagan Ambarawa
Perlawanan melawan Sekutu di Ambarawa terjadi pada tanggal 23 November 1945. Pasukan Indonesia dipimpin oleh Kolonel Sudirman berhasil mendesak Sekutu dan tanggal 15 Desember 1945 pasukan Indonesia berhasil mengusir Sekutu dari Ambarawa dengan menggunakan taktik Infantri. Pertempuran di Ambarawa dikenal dengan peristiwa Palagan Ambarawa. Tanggal 15 Desember oleh Pemerintah ditetapkan sebagai hari Infanteri.
d. Pertempuran Medan Area
Pendaratan Sekutu yang diboncengi oleh tentara NICA menyebabkan timbulnya pertempuran Medan Area yang dimulai pada tanggal 13 Oktober 1945. Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu di Medan mengeluarkan maklumat yang melarang rakyat membawa senjata dan harus diserahkan kepada Sekutu. Sekutu melancarkan serangan besar-besaran di Medan pada tanggal 10 Desember 1945. Dalam pertempuran ini menimbulkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak.
e. Peristiwa Merah Putih di Manado
Pada bulan September 1945 tentara Sekutu yang diboncengi tentara Belanda (NICA) mendarat di Manado. Sekutu melarang rakyat mengibarkan bendera Merah Putih dan memaksa rakyat untuk mengibarkan bendera Belanda. Petintah tersebut pun akhirnya tidak dihiraukan oleh rakyat Manado. Rakyat Manado pun melakukan perlawanan kepada Sekutu.
f. Peristiwa Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946. Peristiwa ini terjadi karena Sekutu menuntut agar senjata yang diperoleh dari Jepang diserahkan kepada Sekutu dan menuntut agar TRI meninggalkan Bandung. Sebelum meninggalkan Bandung pasukan TRI melancarkan serangan umum ke pos-pos Sekutu dan membumihanguskan kota Bandung bagian selatan. Hal ini bertujuan agar fasilitas yang ada dikota Bandung tidak dapat dimanfaatkan oleh sekutu.
g. Peristiwa Merah Putih di Biak
Upaya menegakkan kedaulatan Indonesia di Biak menghadapi hambatan dari padukan NICA. Pada tanggal 14 Maret 1948 muncul perlawanan rakyat Biak dengan sasaran markas NICA, akan tetapi karena persenjataan NICA lebih kuat, perlawanan tersebut mengalami kegagalan.
4). Agresi Militer Belanda ke Indonesia
a. Agresi Militer Belanda I
Terjadinya Agresi Militer Belanda I diawali oleh perselisihan antara Indonesia dengan Belanda sebagai akibat perbedaan penafsiran terhadap ketentuan hasil perundingan Linggajati. Pihak Belanda cenderung menetapkan Indonesia sebagai Negara Persemakmuran dengan Belanda sebagai Negara Induknya. Sebaliknya Indonesia tetap ingin mempertahankan kedaulatanya lepas dari Belanda. Pada tanggal 21 Juli 1947, pasukan Belanda melancarkan agresi ke wilayah Jawa dan Sumatera.
Adapun Tujuan Agresi Militer Belanda I adalah sebagai berikut:
BACA JUGA: BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL
c. Peristiwa Palagan Ambarawa
Perlawanan melawan Sekutu di Ambarawa terjadi pada tanggal 23 November 1945. Pasukan Indonesia dipimpin oleh Kolonel Sudirman berhasil mendesak Sekutu dan tanggal 15 Desember 1945 pasukan Indonesia berhasil mengusir Sekutu dari Ambarawa dengan menggunakan taktik Infantri. Pertempuran di Ambarawa dikenal dengan peristiwa Palagan Ambarawa. Tanggal 15 Desember oleh Pemerintah ditetapkan sebagai hari Infanteri.
d. Pertempuran Medan Area
Pendaratan Sekutu yang diboncengi oleh tentara NICA menyebabkan timbulnya pertempuran Medan Area yang dimulai pada tanggal 13 Oktober 1945. Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu di Medan mengeluarkan maklumat yang melarang rakyat membawa senjata dan harus diserahkan kepada Sekutu. Sekutu melancarkan serangan besar-besaran di Medan pada tanggal 10 Desember 1945. Dalam pertempuran ini menimbulkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak.
e. Peristiwa Merah Putih di Manado
Pada bulan September 1945 tentara Sekutu yang diboncengi tentara Belanda (NICA) mendarat di Manado. Sekutu melarang rakyat mengibarkan bendera Merah Putih dan memaksa rakyat untuk mengibarkan bendera Belanda. Petintah tersebut pun akhirnya tidak dihiraukan oleh rakyat Manado. Rakyat Manado pun melakukan perlawanan kepada Sekutu.
f. Peristiwa Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946. Peristiwa ini terjadi karena Sekutu menuntut agar senjata yang diperoleh dari Jepang diserahkan kepada Sekutu dan menuntut agar TRI meninggalkan Bandung. Sebelum meninggalkan Bandung pasukan TRI melancarkan serangan umum ke pos-pos Sekutu dan membumihanguskan kota Bandung bagian selatan. Hal ini bertujuan agar fasilitas yang ada dikota Bandung tidak dapat dimanfaatkan oleh sekutu.
g. Peristiwa Merah Putih di Biak
Upaya menegakkan kedaulatan Indonesia di Biak menghadapi hambatan dari padukan NICA. Pada tanggal 14 Maret 1948 muncul perlawanan rakyat Biak dengan sasaran markas NICA, akan tetapi karena persenjataan NICA lebih kuat, perlawanan tersebut mengalami kegagalan.
4). Agresi Militer Belanda ke Indonesia
a. Agresi Militer Belanda I
Terjadinya Agresi Militer Belanda I diawali oleh perselisihan antara Indonesia dengan Belanda sebagai akibat perbedaan penafsiran terhadap ketentuan hasil perundingan Linggajati. Pihak Belanda cenderung menetapkan Indonesia sebagai Negara Persemakmuran dengan Belanda sebagai Negara Induknya. Sebaliknya Indonesia tetap ingin mempertahankan kedaulatanya lepas dari Belanda. Pada tanggal 21 Juli 1947, pasukan Belanda melancarkan agresi ke wilayah Jawa dan Sumatera.
Adapun Tujuan Agresi Militer Belanda I adalah sebagai berikut:
- Tujuan politik yaitu ingin mengepung ibukota RI dan menghapuskan kedaulatan RI.
- Tujuan ekonomi yaitu merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor.
- Tujuan militer yaitu untuk menghancurkan TNI
b. Agresi Militer Belanda II
Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan militer II ke wilayah RI yang menjadi sasaran adalah Yogyakarta. Karena Yogyakarta saat itu menjadi ibukota Negara Republik Indonesia. Agresi Militet II merupakan bukti bahwa Belanda tidak menepati janji dalam perundingan Renville.
Dalam waktu singkat, pemerintah RI mengadakan rapat kilat dan menghasilkan keputusan darurat sebagai berikut:
- Melalui radiogram, pemerintah RI memberikan mandat kepada Safrudin Prawiranegara untuk membentuk pemerintah darurat RI (PDRI) di Sumatera.
- Presiden dan Wakil Presiden RI tetap tinggal dalam kota dengan resiko ditangkap Belanda agar dekat dengan KTN.
- Pimpinan TNI menyingkir keluar kota dan melancarkan perang gerilya dengan membentuk wilayah pertahanan di Jawa dan Sumatra.
Setelah menguasai Yogyakarta, pasukan Belanda menawan presiden Sukarno diasingkan ke Prapat, kemudian dipindah ke Bangka, sedangkan Wakil Presiden Muh Hatta diasingkan ke Bangka. Dengan melancarkan Agresi Militer II, Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa RI beserta TNI nya secara defacto tidak ada lagi. Tujuan Belanda ini dapat digagalkan oleh perjuangan diplomasi. Para pejuang diplomasi antara lain: Palar, Sujatmoko, Sumitro, dan Sudarpo yang berkeliling ke luar negeri. Tindakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut antara lain:
- Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa agresi militer Belanda merupakan bentui pelanggaran perjanjian damai.
- Meyakinkan dunia bahwa RI cinta damai.
- Membuktikan bahwa RI masih berdaulat dengan fakta masih berlangsungnya pemerintah melalui PDRI.
5). Perjuangan Rakyat dan Pemerintah Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
a. Perang Gerilya
Untuk menghadapi Belanda yang memiliki persenjataan lebih tangguh, TNI membangun sistem Wehrkreise atau perang gerilya. Adapun ciri-ciri perang gerilya adalah sebagai berikut:
• Suatu wilayah terbagi menjadi sejumlah lingkaran pertahanan yang dapat berdiri sendiri
• Tiap Wehrkreise memiliki pemerintahan sekaligus pertahanan gerilya yang total dan dinamis
Kelebihan sistem Wehrkreise antara lain:
- Pasukan-pasukan hanya menguasai terbatas dikota-kota
- Gerakan padukan Belanda dapat diketahui dengan cepat
- Pasukan TNI dapat melakukan serangan mendadak terhadap pasukan Belanda dan cepat menghilang
- Konsolidasi pasukan dapat cepat dilakukan sesuai dengan tuntutan keadaan
b. Serangan Umum 1 Maret 1949
Untuk membuktikan bahwa TNI masih ada, TNI bergerilya dengan sasaran memutuskan kawat-kawat telepon, merusak jalan kereta api dan menyerang iring-iringan Belanda yang sedang patroli. Puncak serangan RI adalah melakukan serangan umum 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Dalam serangan itu kota Yogyakarta berhasil diduduki tentara Indonesia selama 6 jam, peristiwa ini dikenal dengan sebuta Serangan Umum 1 Maret. Sebelum serangan dilakukan Letkol Suharto meminta persetujuan dari Sri Sultan Hamangku Buwono IX sebagai kepala daerah Yogyakarta.
Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah:
a. Tujuan Kedalam
Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah:
a. Tujuan Kedalam
- Mendukung perjuangan diplomasi
- Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya
b. Tujuan Keluar
- Menunjukkan kepada dunia Inernasional bahwa TNI masih ada dan mampu mengadakan perlawanan
- Mematahkan moral pasukan Belanda
6). Pengaruh Konflik Indonesia dan Belanda Terhadap Keberadaan NKRI
a. Lahirnya Pemerintah Daerah Republik Indonesia (PDRI)
Sebelum pasukan Belanda memasuki istana kepresidenan, Presiden Sukarno mengintruksikan kepada menteri kemakmuran Safrudin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat, jika pemerintah Republik Indonesia di Yogyakarta tidak dapat berfungsi lagi. Sesuai dengan intruksi itu, Safrudin Prawiranegara nembentuk PDRI yang berkedudukan di Bukittinggi, Sumatera.
Untuk menyelesaikan perbedaan pandangan, berlangsung pertemuan antara para pemimpin PDRI dan pemimpin RI yang pernah ditawan di Bangka. Pertemuan ini berlangsung pada tanggal 13 Juli 1949 di Jakarta.
Adapun hasil petemuan sebagai berikut:
- PDRI menyerahkan keputusan mengenai hasil perundingan Room Royen kepada kabinet, Badan Pekerja KNIP dan pimpinan TNI
- Pada hari itu juga Safrudin Prawiranegara menyerahkan mandat secara resmi kepada wakil presiden Muh Hatta
b. Negara-negara bentukan Belanda
Pada tanggal 27 Mei 1948 Belanda membentuk BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) untuk memecah belah Indonesia. BFO merupakan badan permusyawarah federal bagi negara-negara boneka bentukan Belanda. BFO berjumlah 15 negara yang terdiri atas 6 negara dan 9 daerah otonom. Enam negara tersebut yaitu Negara Pasundan, Negara Madura, Negara Jawa Timur, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan dan Negara Indonesia Timur. Sedangkan 9 daerah otonom yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Dayak Besar, Banjar, Kalimantan Tenggara, Bangka, Belitung, Riau dan Jawa Tengah.
Nah sobat itulah artikel saya tentang Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Semoga Bermanfaat....
0 Response to "Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia"
Post a Comment