1). Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia
Ada beberapa latar belakang / faktor penyebab Jepang menduduki Indonesia sebagai berikut:
- Keberhasilan Jepang dalam Restorasi Meiji berdampak pada proses modernisasi di berbagai bidang kehidupan. Modernisasi tersebut berimplikasi pada persoalan-persoalan yang sangat komplek seperti kepadatan penduduk, lapangan pekerjaan, bahan mentah, dan daerah pemasaran hasil produksi.
- Sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang pesat ditempuh strategi ekspansiuntuk mendapatkan bahan mentah dan daerah pemasaran hasil industri baru.
- Ajaran Hakko Ichiu tentang kesatuan keluarga umat manusia merupakan dorongan psikologis dan legtimasi moral politik atas tindakan Jepang untuk melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah sekitarnya termasuk Indonesia.
- Kerjasama antara kaum kapitalis (Zebatsu) dan kaum militer (Gunbatsu) mendorong Jepang melakukan invasi ke Indonesia untuk menguasai sumber-sumber minyak.
- Sentimen terhadap imperialisme Barat di kawasan Asia turut memicu Jepang untuk segera menduduki Indonesia.
2). Tujuan Pendudukan Militer Jepang di Indonesia
- Mrnjadikan Indonesia sebagai pemasok sumber bahan baku untuk industri.
- Menjadikan Indonesia sebagai basis pertahanan untuk menghadapi Sekutu.
3). Proses Pendudukan Jepang di Indonesia
Cita-cita Jepang untuk membangun Kawasan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya di bawah naunganya diwujudkan dengan melakukan Perang Asia Timur Raya yang diawali dengan pemboman pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai pada tanggal 7 Desember 1941. Amerika Serikat dianggap ancaman dalam usaha mewujudkan cita-cita nya. Dalam waktu relatif singkat Jepang telah menguasai hampir seluruh Asia Timur dan Asia Tenggara, Philipina (Januari 1942), Singapura (Februari 1942) dan Indonesia ( Maret 1942).
Pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati tentara dan pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu ditegakkanlah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia yang dirasakan oleh rakyat Indonesia sebagai mala petaka baru.
4). Eksploitasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia pada Masa Pendudukan Militer Jepang di Indonesia
Pendudukan militer Jepang mengakibatkan rusaknya nilai budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Politik imperialisme Jepang diperuntukkan pada upaya eksploitasi sumber daya alam dan mobilisasi tenaga kerja untuk kepentingan perang Asia Timur Raya. Berdasarkan orientasi itu Jepang secara intensif melakukan eksploitasi ekonomi, penetrasi politik, dan tekanan kultural pada masyarakat Indonesia hingga tingkat pedesaan.
a). Eksploitasi Sumber Daya Alam
Berbagai cara dilakukan Pemerintah Militer Jepang untuk mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia, antara lain:
4). Eksploitasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia pada Masa Pendudukan Militer Jepang di Indonesia
Pendudukan militer Jepang mengakibatkan rusaknya nilai budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Politik imperialisme Jepang diperuntukkan pada upaya eksploitasi sumber daya alam dan mobilisasi tenaga kerja untuk kepentingan perang Asia Timur Raya. Berdasarkan orientasi itu Jepang secara intensif melakukan eksploitasi ekonomi, penetrasi politik, dan tekanan kultural pada masyarakat Indonesia hingga tingkat pedesaan.
a). Eksploitasi Sumber Daya Alam
Berbagai cara dilakukan Pemerintah Militer Jepang untuk mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia, antara lain:
- Penguasaan sumber-sumber bahan mentah untuk industri seperti perkebunan dan pertambangan yaitu Penyitaan perkebunan, pertambangan, pabrik prninggalan Belanda serta Tanam paksa jarak(bahan minyak pelumas) dan kapas.
- Pengerahan barang dan bahan pangan, dilakukan oleh Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa) dan Noyo Kumiai (Koperasi pertanian).
- Pembukaan areal pertanian baru (areal perkebunan dipaksakan ditanami tanaman pangan).
- Penebangan hutan besar-besaran untuk menambah lahan pertanian (di Pulau Jawa penebangan hutan mencapai 500.000 hektare).
b). Eksploitasi Sumber Saya Manusia
Dalam upaya memenangkan Perang Asia Timur Raya melawan Sekutu, Jepang memobilisasi masa di pedesaan kedalam pengerahan tenaga kerja (romusha), perekrutan pemuda dan masyarakat desa dalam latihan-latihan kemiliteran.
- Romusha: kerja paksa tanpa upah untuk membangun sarana militer seperti jalan raya, jalan kereta api, lapangan terbang, pangkalan militer, terowongan, benteng-benteng pertahanan.
- Konrohoshi: kerja bakti yang diberlakukan untuk pamong desa dan pegawai rendahan.
- Organisasi semi militer yaitu Fujinkai (Barisan Wanita), Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan ( Barisan Pembantu Polisi), Gakutotai (Barisan Pelajar pada sekolah tingkat lanjut).
- Organisasi militer yaitu Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa), Heiho (Pembantu Tentara Jepang), Suisyintai (Barisan Pelopor), Peta (Pembela Tanah Air).
5). Kebijakan Pemerintah Militer Jepang dalam Bidang Politik
Dalam bidang politik pemerintah Jepang melakukan campur tangan yang mendalam pada struktur pemerintahan hingga tingkat pedesaan. Lembaga-lembaga politik tradisional bukan lagi diarahkan untuk kepentingan politik, melainkan untuk kepentingan ekonomi.
Awal kedatangan Jepang di Indonesia secara umum diterima baik oleh masyarakat. Hal ini tidak lepas dari usaha propaganda seperti menyebut dirinya sebagai "saudara tua" Perang Pasifik sebagai "Perang Asia Timur Raya" dan melancarkan getakan tiga A yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia.
Sejak tanggal 9 Maret 1942 Jepang menguasai seluruh wilayah Hindia Belanda dan mebguras semua kekayaan alam dan sumber daya manusia Indonesia. Kekuasaan Fasisme Jepang segera ditanamkan dengan menyusunpemerintahan sebagai berikut:
- Tentara ke-16 di Pulau Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta.
- Tentara ke-25 di Pulau Sumatra dengan pusatnya di Bukitinggi.
- Armada Selatan ke-2 di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Barat dengan pusatnya di Makasar.
6). Pemanfaatan Organisasu Bentukan Jepang
a. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Organisasi ini dibentuk Jepang dengan merangkul kaum nasionalis untuk mempropagandakan paham "Hakku Ichiu" kepada rakyat Indonesia. Tokoh-tokoh Putera antara lain: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H.Mas Mansyur, yang lebih dikenal dengan sebutan 4 serangkai.
Tujuan Putera ialah mempersatukan rakyat Jawa untuk menghadapi Sekutu.Tugas Putera ialah menggerakkan tenaga dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha mencapai kemenangan akhir dalam Perang Asia Timur Raya. Oleh para tokoh-tokoh Nasionalis Indonesia, melalui rapat-rapat besar, Putera dimanfaatkan untuk melakukan koderisasi nasional rakyat Indonesia oleh karena itu oleh pemetintah Jepang pada tahun 1944 Putera dibubarkan.
b. Barisan Pelopor
Sebagai pengganti Putera, Pemerintah Militer Jepang membentuk Jawa Hokokai yang salah satunya adalah Barisan Pelopor. Tokoh-tokoh nasional yang duduk menanamkan semangat nasionalisme dikalangan pemuda tanah air.
7). Perlawanan Rakyat terhadap Pendudukan Militer Jepang di Indonesia
a. Gerakan bawah tanah
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
- Menjalin komunikasi untuk memelihara semangat nasionalisme.
- Menyiapkan kekuatan untuk menyambut kemerdekaan.
- Mempropagandakan semangat dan kesiapan untuk merdeka dikalangan rakyat.
- Memantau perkembangan Perang Pasifik melalui siaran radio luar negeri.
b. Perlawanan rakyat di Cot Plieng, Aceh (10 November 1942) dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil.
c. Perlawanan di Pontianak (16 Oktober 1943) dipimpin oleh Utin Fatimah dan Pang Suma.
d. Perlawanan di Sukamanah, Tasikmalaya (25 Februari 1944) dipimpin oleh K.H.Zaenal Mustofa
e. Perlawanan rakyat Lohbener, Indramayu (23 Oktober 1943) dipimpin oleh K.H.Srengseng dan Kyai Madrias.
f. Perlawanan PETA di Blitar (14 Februari 1945) dipimpin oleh Supriadi.
8). Pengaruh Pendudukan Militer Jepang di Indonesia
Pendudukan Militer Jepang telah mengakibatkan perubahan-perubahan yang mendasar pada tatanan kehidupan masyarakat pedesaan Indonesia khususnya Jawa. Pemerahan sumber ekonomi masyarakat pedesaan dilakukan secara intensif dengan pengawasan yang ketat diikuti tekanan-tekanan mental terhadap madyarakat telah membawa pengaruh besar terhadap keadaan sosiologis masyarakat Indonesia. Adapun pengaruh positif dan negatif pendudukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Negatif
Eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia telah mengakibatkan:
- Kemiskinan, kelaparan dan menurunya derajat kesehatan.
- Angka kematian di Indonesia khususnya Jawa meningkat.
- Perlakuan buruk militer Jepang terhadap romusha menghantui mentalitas masyarakat pedesaan dan berkembang menjadi ketakutan kolektif dan kegelisahan komunal.
b. Pengaruh Positif
- Pendudukan Jepang secara tidak langsung telah mempercepat perkembangan nasionalisme Indonesia.
- Kebijakan Jepang untuk membentuk kesatuan militer dan semi militer menjadikan bangsa Indonesia siap untuk mempertahankan kemerdekaan.
Nah sobat itulah artikel saya tentang Sejarah Pendudukan Jepang serta Pengaruh Terhadap Kondisi Masyarakat Indonesia.
Semoga Bermanfaat......
0 Response to "Sejarah Pendudukan Jepang serta Pengaruh Terhadap Kondisi Masyarakat Indonesia"
Post a Comment